Selasa, 05 Agustus 2008

definisi ushul feqih

. Ushul; bentuk jamak dari kata ashl yang bermakna sesuatu yang dibangun di atasnya sesuatu yang lain. Contoh Ashlul Bait artinya adalah pondasi rumah dan ashlusy Syajarah artinya adalah akar pohon. Allah berfirman: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit” (QS. Ibrahim : 24)2. Fiqih; yang dalam bahasa berarti faham, sebagaimana firman Allah:“dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Toha : 27-2 Fiqih dalam pengertian syar’iy bermakna:Pengetahuan mengenai hukum syar’i yang bersifat amaliyah dengan dalilnya yang terperinci
Makna Ushul Fiqih
Ushul fiqih jika lafazh ini disatukan, maka dia adalah nama dari suatu disiplin ilmu agama yang berarti:
Ilmu yang membahas dalil-dalil syar’i (kaidah) yang global dan cara mengambil hukum dari dalil-dalil (kaidah) tersebut serta keadaan orang yang mengambil hukum itu (para ulama).
Manfaat Ushul Fiqih
Ushul fiqih merupakan ilmu yang sangat bermanfaat yang memungkinkan bagi para ulama mujtahid untuk mengambil kesimpulan hukum langsung dari dalil-dalil syar’i dengan metode yang tepat.
Filed under: STUDI ISLAM, Ushul Fiqih
« Definisi Mustolah Hadits Sejarah Munculnya Ilmu Ushul Fiqih »
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Cyber Media Studi Islam
Weblog ini dibangun untuk meningkatkan pemahaman Islam bagi kuam muslimin dengan cara yang mudah dan interaktif, jika anda mendapati kesalahan mohon kritisinya. Wassalam Marzuki MN
Kalender
February 2008
M
T
W
T
F
S
S

Blogroll
Kumpulan Situs Islam
Kumpulan Situs Islam
Situs Ulama
Universitas Islam
A s i a
LIPIA
Ma’had Utsman bin Affan Jakarta
Timur Tengah
Arsip
June 2008 (1)
March 2008 (21)
February 2008 (3)
January 2008 (10)
Pengunjung
2,447 Hits
Blog at WordPress.com. Theme: Digg 3 Column by WP Designer
_qmeta="qc:adt=0;bti=CYBER+MEDIA+STUDI+ISLAM;lan=en;dat=20080201;pti=Definis+Ushul+Fiqih;own=marzokey";_qacct="p-18-mFEk4J448M";quantserve();
st_go({'blog':'2572889','v':'wpcom','post':'26','subd':'marzokey'});
ex_go({'crypt':'D6%7C%2CY1mqyKF%5D3f259Go2GMCBR3uf_P%5Bb3RtpXs7qT3wY%5BMIFEWBmq1J6E1W%5B%2B6B6gCfdwmt-wQ_wH4LCfCH3i%2Bv8.%7E%2C%2Cll59tSB8L%2FB8lnEcw6d8vxdr%25g7N%3D%2F%2BjGYgKTCB2-%7CSs%2C'});
addLoadEvent(function(){linktracker_init(2572889,26);});


Fiqh merupakan salah satu disiplin ilmu Islam yang bisa menjadi teropong keindahan dan kesempurnaan Islam. Dinamika pendapat yang terjadi diantara para fuqoha menunjukkan betapa Islam memberikan kelapangan terhadap akal untuk kreativitas dan berijtihad. Sebagaimana qaidah-qaidah fiqh dan prinsif-prinsif Syari'ah yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lima aksioma, yakni; Agama, akal, jiwa, harta dan keturunan menunjukkan betapa ajaran ini memiliki filosofi dan tujuan yang jelas, sehingga layak untuk exis sampai akhir zaman.

Pengertian FiqhFiqh menurut EtimologiFiqh menurut bahasa berarti; faham, sebagaimana firman Allah SWT:"Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka memahami perkataanku." ( Thaha:27-28)Pengertian fiqh seperti diatas, juga tertera dalam ayat lain, seperti; Surah Hud: 91, Surah At Taubah: 122, Surah An Nisa: 78
Fiqh dalam terminologi IslamDalam terminologi Islam, fiqh mengalami proses penyempitan makna; apa yang dipahami oleh generasi awal umat ini berbeda dengan apa yang populer di genersi kemudian, karenanya kita perlu kemukakan pengertian fiqh menurut versi masing-masing generasi;
Pengertian fiqh dalam terminologi generasi AwalDalam pemahaman generasi-generasi awal umat Islam (zaman Sahabat, Tabi'in dst.), fiqh berarti pemahaman yang mendalam terhadap Islam secara utuh, sebagaimana tersebut dalam Atsar-atsar berikut, diantaranya sabda Rasulullah SAW:"Mudah-mudahan Allah memuliakan orang yang mendengar suatu hadist dariku, maka ia menghapalkannya kemuadian menyampaikannya (kepada yang lain), karena banyak orang yang menyampaikan fiqh (pengetahuan tentang Islam) kepada orang yang lebih menguasainya dan banyak orang yang menyandang fiqh (tetapi) dia bukan seorang Faqih." (HR Abu Daud, At Tirmdzi, An Nasai dan Ibnu Majah)Ketika mendo'akan Ibnu Abbas, Rasulullah SAW berkata:"Ya Allah, berikan kepadanya pemahaman dalam agama dan ajarkanlah kepadanya tafsir." (HR Bukhari Muslim)Dalam penggalan cerita Anas bin Malik tentang beredarnya isu bahwa Rasulullah SAW telah bersikap tidak adil dalam membagikan rampasan perang Thaif, ia berkata:"Para ahli fiqihnya berkata kepadanya: Adapun para cendekiawan kami, Wahai Rasulullah ! tidak pernah mengatakan apapun." (HR Bukhari)Dan ketika Umar bin Khattab bermaksud untuk menyampaikan khutbah yang penting pada para jama'ah haji, Abdurrahman bin Auf mengusulkan untuk menundanya, karena dikalangan jama'ah bercampur sembarang orang, ia berkata: "Khususkan (saja) kepada para fuqoha (cendekiawan)." (HR Bukhari)

Makna fiqh yang universal seperti diatas itulah yang difahami generasi sahabat, tabi'in dan beberapa generasi sesudahnya, sehingga Imam Abu Hanifah memberi judul salah satu buku akidahnya dengan "al Fiqh al Akbar." Istilah fuqoha dari pengertian fiqih diatas berbeda dengan makna istilah Qurra sebagaimana disebutkan Ibnu Khaldun, karena dalam suatu hadist ternyata kedua istilah ini dibedakan, Rasulullah SAW bersabda:"Dan akan datang pada manusia suatu zaman dimana para faqihnya sedikit sedangkan Qurranya banyak; mereka menghafal huruf-huruf al Qur'an dan menyia-nyiakan norma-normanya, (pada masa itu) banyak orang yang meminta tetapi sedikit yang memberi, mereka memanjangkan khutbah dan memendekkan sholat, serta memperturutkan hawa nafsunya sebelum beramal." (HR Malik)Lebih jauh tentang pengertian Fiqh seperti disebutkan diatas, Shadru al Syari'ah Ubaidillah bin Mas'ud menyebutkan: "Istilah fiqh menurut generasi pertama identik atas ilmu akhirat dan pengetahuan tentang seluk beluk kejiwaan, sikap cenderung kepada akhirat dan meremehkan dunia, dan aku tidak mengatakan (kalau) fiqh itu sejak awal hanya mencakup fatwa dan (urusan) hukum-hukum yang dhahir saja." Demikian juga Ibnu Abidin, beliau berkata: "Yang dimaksud Fuqaha adalah orang-orang yang mengetahuai hukum-hukum Allah dalam i'tikad dan praktek, karenanya penamaan ilmu furu' sebagai fiqh adalah sesuatu yang baru." Definisi tersebut diperkuat dengan perkataan al Imam al Hasan al Bashri: "Orang faqih itu adalah yang berpaling dari dunia, menginginkan akhirat, memahami agamanya, konsisten beribadah kepada Tuhannya, bersikap wara', menahan diri dari privasi kaum muslimin, ta'afuf terhadap harta orang dan senantiasa menasihati jama'ahnya." Pengertian fiqh dalam terminologi MutaakhirinDalam terminologi mutakhirin, Fiqh adalah Ilmu furu' yaitu:"mengetahui hukum Syara' yang bersipat amaliah dari dalil-dalilnya yang rinci.Syarah/penjelasan definisi ini adalah:- Hukum Syara': Hukum yang diambil yang diambil dari Syara'(Al-Qur'an dan As-Sunnah), seperti; Wajib, Sunah, Haram, Makruh dan Mubah.- Yang bersifat amaliah: bukan yang berkaitan dengan aqidah dan kejiwaan.- Dalil-dali yang rinci: seperti; dalil wajibnya sholat adalah "wa Aqiimus sholaah", bukan kaidah-kaidah umum seperti kaidah Ushul Fiqh. Dengan definisi diatas, fiqh tidak hanya mencakup hukum syara' yang bersifat dharuriah (aksiomatik), seperti; wajibnya sholat lima waktu, haramnya hamr, dsb. Tetapi juga mencakup hukum-hukum yang dhanny, seperti; apakah menyentuh wanita itu membatalkan wudhu atau tidak? Apakah yang harus dihapus dalam wudhu itu seluruh kepala atau cukup sebagiannya saja?Lebih spesifik lagi, para ahli hukum dan undang-undang Islam memberikan definisi fiqh dengan; Ilmu khusus tentang hukum-hukum syara' yang furu dengan berlandaskan hujjah dan argumen. Hubungan Fiqh dan Syari'ahSetelah dijelaskan pengertian fiqh dalam terminologi mutakhirin yang kemudian populer sekarang, dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antar Fiqh dan Syari'ah adalah:Bahwa ada kecocokan antara Fiqh dan Syari'ah dalam satu sisi, namun masing-masing memiliki cakupan yang lebih luas dari yang lainnya dalam sisi yang lain, hubungan seperti ini dalam ilmu mantiq disebut "'umumun khususun min wajhin" yakni; Fiqh identik dengan Syari'ah dalam hasil-hasil ijtihad mujtahid yang benar. Sementara pada sisi yang lain Fiqh lebih luas, karena pembahasannya mencakup hasil-hasil ijtihad mujtahid yang salah, sementara Syari'ah lebih luas dari Fiqh karena bukan hanya mencakup hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah amaliah saja, tetapi juga aqidah, akhlak dan kisah-kisah umat terdahulu.Syariah sangat lengkap; tidak hanya berisikan dalil-dalil furu', tetapi mencakup kaidah-kaidah umum dan prinsif-prinsif dasar dari hukum syara, seperti; Ushul al Fiqh dan al Qawa'id al Fiqhiyyah.Syari'ah lebih universal dari Fiqh.Syari'ah wajib dilaksanakan oleh seluruh umat manusia sehingga kita wajib mendakwahkannya, sementara fiqh seorang Imam tidak demikian halnya.Syari'ah seluruhnya pasti benar, berbeda dengan fiqh.Syari'ah kekal abdi, sementara fiqh seorang Imam sangat mungkin berubah. Patokan-patokan dalam FiqhDalam mempelajari fiqh, Islam telah meletakkan patokan-patokan umum guna menjadi pedoman bagi kaum muslimin, yaitu :Melarang membahas peristiwa yang belum terjadi sampai ia terjadi.Sebagaimana Firman Allah Ta'ala : "Hai orang-orang yang beriman ! janganlah kamu menanyakan semua perkara, karena bila diterangkan padamu, nanti kamu akan jadi kecewa ! tapi jika kamu menayakan itu ketika turunnya al-qur'an tentulah kamu akan diberi penjelasan. Kesalahanmu itu telah diampuni oleh Allah dan Allah maha pengampunlagi penyayang." (Q. S. Al-Maidah: 101)Dan dalam sebuah hadits ada tersebut bahwa Nabi Saw. telah melarang mempertanyakan "Aqhluthath" yakni masalah-masalah yang belum lagi terjadi. Menjauhi banyak tanya dan masalah-masalah pelik.Dalam sebuah hadits di katakan: "Sesungguhnya Allah membenci banyak debat, banyak tanya, dan menyia-nyiakan harta.""Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban maka janganlah disia-siakan, dan telah menggariskan undang-undang, maka jangan dilampui, mengaharamkan beberapa larangan maka jangan dlannggar, serta mendiamkan beberapa perkara bukan karena lupa untuk menjadi rahmat bagimu, maka janganlah dibangkit-bangkit!""Orang yang paling besar dosanya ialah orang yang menanyakan suatu hal yang mulanya tidak haram, kemudian diharamkan dengan sebab pertanyaan itu."Menghindarkan pertikaian dan perpecahan didalam agama.Sebagaimana Firman Allah Ta'ala:"Hendaklah kamu sekalian berpegang teguh pada tali Allah dan jangan berpecah belah !" (Q. S. Ali Imran: 103). Dan firmanNya : "Janganlah kamu berbantah-bantahan dan jangan saling rebutan, nanti kamu gagal dan hilang pengaruh!" (Q. S. Al-Anfal 46). Dan firmanNya lagi : "Dan janganlah kamu seperti halnya orang-orang yang berpecah-belah dan bersilang sengketa demi setelah mereka menerima keterangan-keterangan! dan bagi mereka itu disediakan siksa yang dahsyat." (Q. S. Ali Imran 105)Mengembalikan masalah-masalah yang dipertikaikan kepada Kitab dan sunah. Berdasarkan firman Allah SWT: "Maka jika kamu berselisih tentang sesuatu perkara, kembalilah kepada Allah dan Rasul." (Q. S. An-Nisa 9). Dan firman-Nya: "Dan apa-apa yang kamu perselisihkan tentang sesuatu maka hukumnya kepada Allah." (Q. S. Asy- Syuro: 10). Hal demikian itu, karena soal-soal keagamaan telah diterangkan oleh Al-qur'an, sebagaimana firman Allah SWT:"Dan kami turunkan Kitab Suci Al-qur'an untuk menerangkan segala sesuatu." (QS. An-Nahl 89). Begitu juga dalam surah: Al-An'am 38, An-Nahl 44 dan An-Nisa 105, Allah telah menjelaskan keuniversalan al Qur'an terhadap berbagai masalah kehidupan. Sehingga dengan demikian sempurnalah ajaran Islam dan tidak ada lagi alasan untuk berpaling kepada selainnya. Allah SWT berfirman : "Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu, telah Ku cukupkan ni'mat karunia-Ku dan telah Ku Ridhoi Islam sebagai agamamu." (Q. S. Al Maidah: 5). Dan firman Allah SWT:"Tidak ! Demi Tuhan ! mereka belum lagi beriman, sampai bertahkim padamu tentang soal-soal yang mereka perbantahkan kemudian tidak merasa keberatan didalam hati menerima putusanmu, hanya mereka serahkan bulat-bulat kepadamu." (Q. S. An-Nisa: 66) Pembahasan ini, Insya Allah akan bersambung pada judul "Sejarah Perkembangan Fiqh dan Meredupnya." (pent.)Oleh: Jajat Sudrajat, LcSumber: Aldakwah alislam.or.id
Masuk
"lebih dekat dengan 'ulama, lebih selamat dalam beragama"

Halaman: [1] Naik
Cetak
%body% ';
// And this is the replacement for the subject.
var smf_template_subject_edit = '';
// Restore the message to this after editing.
var smf_template_body_normal = '%body%';
var smf_template_subject_normal = '%subject%';
var smf_template_top_subject = "Topik: %subject% (Baca 351 kali)"
if (window.XMLHttpRequest)
showModifyButtons();
// ]]>
Komunitas DUDUNG.NET » TOPIK ISLAMI » Fiqih Islam (Moderator: fahmie ahmad) » Topik: Definisi Fiqih
« sebelumnya berikutnya »

Lompat ke: 0 && this.options[this.selectedIndex].value) window.location.href = smf_scripturl + this.options[this.selectedIndex].value.substr(smf_scripturl.indexOf('?') == -1 this.options[this.selectedIndex].value.substr(0, 1) != '?' ? 0 : 1);" name=jumpto> Silahkan pilih tujuan: ----------------------------- Backend DUDUNG.NET ----------------------------- => Peraturan dan Etika Posting => Jaket DUDUNG.NET => Kritik, Saran & Pertanyaan ----------------------------- TOPIK UMUM ----------------------------- => Silaturahmi => Obrolan Ummat => Berita & Politik => Freedom of Speech => Cerita Lucu => Televisi dan Media Lainnya => KARIR & LOWONGAN KERJA => Agenda Kegiatan ----------------------------- TOPIK ISLAMI ----------------------------- => Artikel Pilihan => Aqidah & Akhlaq => Fiqih Islam => Kajian Quran dan Hadits => Jilbab => Suami & Istri Sholehah => Gaul dan gaya hidup Islami ----------------------------- Heart to heart ----------------------------- => Puisi => Dear diary... => Cinta oh cinta... => Cita-cita => Tetap Semangat !!! ----------------------------- RUMAHKU SURGAKU ----------------------------- => Jodoh & Pernikahan => Bina Keluarga => Kesehatan & Perawatan Diri => Pendidikan ----------------------------- HOBBY ----------------------------- => Music => Movies => Sports => Kuliner => Tanaman => Traveling => Referensi Buku => OTOMOTIF => SHOPPING => Other Hobbies ----------------------------- E-Life Style ----------------------------- => BLOG => Tutorial => Games => Hardware, Software dan Networking => Internet, Website & Web Developer => Forum PONSEL, PDA & Operator Telekomunikasi
Powered by SMF 1.1.4 SMF © 2006-2007, Simple Machines LLC Azure design by Bloc XHTML CSS

PERBEDAAN DEFINISI ANTARA FIQH DAN USHUL-FIQHDasar Ahkam Syar'iyyah Islam : Al-Qur’an, as-Sunnah, al-Ijma’ dan al-Qiyas.FIQH :1. Ilmu tentang ahkam syar’iyyah Islam mengenai perbuatan manusia yg diambil dari dalil2 secara tafshili (detail).2. Kodifikasi ahkam syar’iyyah Islam tentang perbuatan manusia yg diambil berdasarkan dalil2 secara detail.
USHUL FIQH :
a.Ilmu tentang kaidah & pembahasan yang dijadikan acuan dalam penetapan ahkam syar’iyyah mengenai perbuatan manusia berdasarkan dalil2 yang terinci.

b.Kumpulan kaidah2 & pembahasan2 yang dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan ahkam syar’iyyah tentang perbuatan manusia berdasarkan dalil2 yang terinci.

Dari kedua definisi di atas nampak perbedaan obyek kajian antara kedua ilmu tsb ;
Fiqh membicarakan perbuatan manusia dari dalil2 yang detil (terperinci) artinya langsung pada perbuatannya & langsung dalil2nya untuk setiap perbuatan tsb, sementara ushul-fiqh membicarakan tentang kaidah2 acuan untuk perbuatan manusia tsb, artinya pedoman2 yang akan dijadikan acuan untuk penetapan dalil tsb.
Fiqh merupakan kumpulan ilmu & hukum2 tentang setiap perbuatan manusia yang langsung berkaitan dengan aspek2 khusus, sementara ushul fiqh membicarakan ilmu & hukum2 tentang acuan untuk pengambilan (istinbath) hukum2 fiqh secara umum. Jadi jika di dalam fiqh dibicarakan bagaimana hukum hudud (pidana islam), ijarah (sewa-menyewa), wakaf , dsb ; maka dalam ushul-fiqh dijelaskan tentang bagaimana hukum tsb bisa termasuk amar (perintah), nahyu (larangan), 'aam (umum), muthlaq (menyeluruh), dsb.
#FIQH : Obyek Fiqh adalah perbuatan mukallaf (muslim/ah yg sudah baligh) dilihat dr sisi ketetapan ahkam-syar’iyyahnya, spt : bagaimana hukum2 untuk seorang muslim/ah melakukan Ijarah, wakalah, hudud, wakaf, dsb.
#USHUL FIQH : Obyek Ushul-Fiqh adalah dalil2 syar’i scr umum dilihat dr sisi ketetapan hukumnya scr umum, spt : qiyas & apa argumentasinya, mana dalil2 yg bersifat/menunjukkan hukum2 ‘aam (umum) & mana yg khash (khusus), mana dalil2 yg bersifat muthlaq (menyeluruh) & mana yg muqayyad (terbatas), mana dalil2 yg menunjukkan shighat-amr (perintah) & shighat2 yg menunjukkan nahyu (larangan), dst.Sehinggga tersusunlah kaidah2-ushuliyyah (kaidah2 dlm ilmu suhul fiqh) spt :
- AL-AMR LIL IJAB : Bahwa perintah itu menunjukkan wajib, spt contoh kasus fiqhnya pada QS 5/1 (memenuhi janji adalah wajib).
- AN-NAHYU LIT TAHRIM : Bahwa larangan itu menunjukkan haram, seperti contoh kasus fiqhnya pada QS 49/11 (tentang mengolok2 suatu kaum adalah haram).
- AL-AM YANTAZHIMU JAMI’A AFRADIHI QATH’AN (Bentuk umum mengumpulkan seluruh dalilnya menjadi umum secara qath’i), seperti contoh kasus fiqhnya pada QS 4/23 (haramnya menikahi semua ibu secara umum).
- AL-MUTHLAQU YADULLU ‘ALAL FARDISY SYA’I BIGHAIRI QAYYID (Bentuk muthlaq menunjukkan pengertian umum yang tak terbatas), seperti contoh kasus fiqhnya pada QS 58/3 (kafarat zhihar adalah dengan memerdekakan budak secara muthlaq, baik budak tsb muslim atau kafir).
DALIL KULLI & JUZ’I SERTA HUKUM KULLI & JUZ’I :
DALIL KULLI & JUZ’I : Dalil kulli adalah bentuk 'aam dari beberapa dalil yang tercakup di dalamnya, yaitu bermacam2 dalil juz’i seperti al-amr, an-nahyu, al-aam, al-muthlaq, ijma sharih, ijma sukuti & qiyas yang terdapat nash dalam illat-nya lalu diambil istinbath hukum. Seperti contohnya shighat amr adalah dalil kulli, karena didalamnya terdapat semua bentuk amr yang bersifat juz’i (seperti nash dalam bentuk amr), shighat nahyi adalah dalil kulli karena didalamnya terdapat semua bentuk nahyi yang bersifat juz’i (seperti nash dalam bentuk nahyi).
HUKUM KULLI & JUZ’I : Hukum kulli adalah bentuk aam dari semua hukum yang darinya melahirkan bermacam2 hukum juz’i seperti ijab, tahrim, shihhah dan buthlan. Seperti contohnya wajib adalah hukum kulli, karena didalamnya tercakup hukum2 juz'i seperti wajib memenuhi janji, melaksanakan shalat, menghadiri undangan, dsb. Demikian pula tahrim (haram) juga hukum kulli karena didalamnya tercakup hukum2 juz'i seperti haram berzina, mencuri, mengkhianati amanah, dsb.
Ulama2 ahli ushul tidak membicarakan dalil2 & hukum2 juz’iyyah, maka mereka menyusun kaidah2 yang bersifat kulliyyah sebagai dalil2 yang memandu ulama2 fiqh supaya mengeluarkan dalil2 juz’inya & agar menghasilkan hukum2 fiqh juz'inya.ألغاية المقصودة بهماTUJUAN MEMPELAJARI FIQH & USHUL FIQH :
FIQH : Menerapkan hukum syariat Islam atas semua tindakan & ucapan manusia, sehingga ia merupakan rujukan seorang qadhi untuk menghukum & mufti untuk berfatwa & mukallaf untuk melaksanakan hukum syariat.
USHUL FIQH : Menerapkan kaidah2 untuk menghasilkan hukum syariat yang diambil dari dalil2 tsb, sehingga bisa diistinbathkan qiyas, istihsan atau istishhab untuk hal yang tidak ada nash-nya, atau mengkomparasikan antara berbagai madzhab tentang suatu masalah.
نشأة كل منها وتطوره
SEJARAH USHUL FIQH :- Mulai abad 2-H oleh Abu Yusuf dari mazhab Hanafi (Ibnu Nadim dalam Fahrasat), tapi tidak sampai pada kita.
- Syafi’i dengan ar-Risalah (Risalah Ushuliyyah), yang dilanjutkan pengikutnya ar-Rabi’ al-Muradi.
- Al-Mustashfa oleh Ghazali, al-Ahkam oleh al-Amidi, al-Minjah oleh al-Baidhawy. (Syafi’iyyah).
- Ushul Fiqh oleh ad-Dabbusy, Fakhrul Islam oleh al-Bazdawy, al-Manar oleh an-Nasafy. (Hanafiyyah).
- Badi’un Nizham (Fakhrul Islam + al-Ahkam), at-Tahrir oleh Ibnu Hammam, Jami’ul Jawami’ oleh as-Subky. (metode gabungan).
- Irsyadul Fuhul oleh Asy-Syaukani, Tashi’il wushul ila ‘ilmuil ushul oleh al-Mahlawy.Bogor, Jum’at, 20 Mei 2005____________________________________
Sekilas tentang penyaji
Nabiel Fuad Almusawa, Ir. M.Si, adalah:- Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor.- Dosen Fakultas Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta.- Sejak 1995 Da’i Resmi The World Assembly of Moslem Youth (WAMY) Jakarta.- Sejak th 1999 menjabat Anggota MUI Kabupaten Cianjur.- Sejak th 2000 menjabat pengurus Ikatan Sosiologi Indonesia cabang Bogor.
Last Updated ( Tuesday, 30 January 2007 )
<>

Next >
[ Back ]
© 2008 Indonesian Muslim Society in America - Sisters (IMSA Sisters)
Joomla! is Free Software released under the GNU/GPL License.

Tidak ada komentar: